https://banjarmasin.times.co.id/
Kopi TIMES

Menuju Kesempurnaan Ibadah Puasa

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:23
Menuju Kesempurnaan Ibadah Puasa H. Dadan Sudrajat, S,Ag., Pemimpin Majelis Ta’lim Al-Inayyah dan Pengurus MUI Kota Tasikmalaya

TIMES BANJARMASIN, TASIKMALAYA – Menurut Imam Al-Ghozali dalam kitabnya yang terkenal ihya ulumuddin, menjelaskan tentang hebatnya orang yang berpuasa manakala dilaksanakan dengan kesungguhan hati. Beliau menjelaskan ada tiga tingkatan orang yang berpuasa yakni al-umum (keumuman) al-khos (khusus) dan khos al-khos (sangat istimewa)

Puasa Al-umum (yg bersifat umum) puasa yang dilakukan sesuai apa yang disyari’atkan yakni menahan rasa lapar, dahaga termasuk nafsu birahi dari terbit fajar (subuh) hingga terbenam matahari (magrib). Puasa seperti ini dlakukan kebanyakan orang dalam menjalankannya penuh dengan semangat dan pengharapan akan pahala yang besar dan tidak lebih dari puasa fisik dan hanya memenuhi ketentuan hukum secara fikih tidak bersifat syumuliyyah (komprehensif)

Puasa al-khos (khusus) adalah puasa yang dilakukan kebanyakan orang seperti halnya pada umumnya hanya puasa khos ini dilengkapi dengan puasanya panca indra dan anggota tubuh dari perbuatan yang munkarat. Sehingga puasa khusus ini memerlukan beberapa langkah untuk mencapai kesempurnaan ibadah puasa diantaranya                                                                  
Pertama, shumul ‘ain (puasa penglihatan). Yakni menjaga pandangan mata selama berpuasa dari hal-hal yang bisa melalaikan dan dzikir kepada Allah SWT.

Kedua, shumul qouli (puasa ucapan). Bagaimana kita bisa menjaga lisan dari ucapan-ucapan yang bisa menyebabkan rusaknya pahala berpuasa seperti ucapan bohong, menghina orang lain, menyinggung orang, berkata kotor atau jorok (rofats) yakni alfakhsa fil qaouli (rusak nya ucapan). Akan tetapi yang namanya puasa dari sisi ucapan adalah bagaimana memelihara lisan kita tetap dzikir dan selalu membaca alQur’anul Karim (tadarus).

Ketiga, shumul udzun (puasa pendengaran). Bagaimana dalam melaksanakan puasa kita bisa menjaga pendengaran kita dari gossip-gosip yang tidak berguna atau berita-berita yang sifatnya menjelekan seseorang, menjatuhkan seseorang atau berita bohong serta mendengarkan lagu yang jauh dari ketauhidan dan menjauhkan dari dzikir kepada Allah seperti orang-orang Yahudi yang suka mendengar berita bohong. 

Fiman Allah dalam surat al-Maidah ayat 12 menjelaskan “Mereka orang-orang Yahudi itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong karenya banyak memakan yang haram (QS 5:12)

Keempat, shumul jasadi (puasa menjaga raga). Yakni menjaga seluruh organ tubuh kita dari barang-barang yang sifatnya haram. Memasukan barang dari cara yang haram ke tubuh kita sama seperti memasukan api neraka ke raga kita, hal itu akan menjadikan mental seorang penolak dan penentang kebenaran yang datangnya dari Allah dan RasulNya. 

Manakala orang sudah terbiasa memakan barang haram atau dengan cara yang haram hidupnya akan selalu merasa betah dalam dunia yang serba haram yang penting kemauannya tercapai tanpa memperhatikan rambu-rambu agama, walaupun berpuasa hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga saja seperti dalam sabda Rasulullah “Banyak orang berpuasa tapi tidak mendapatkan apapun dari puasanya hanya lapar dan haus (HR. Muslim).

Kelima, adalah mubalaghfih (berlebihan). Yakni orang suka berlebihan dalam segala hal termasuk ketika berbuka puasa makan terlalu banyak sehingga menyebabkan kekenyangan dan akibatnya bisa melalaikan dalam beribadah. Sangat aneh disiang hari mengosongkan perut guna melemahkan sifat jahat yang ada dalam diri kita akan tetapi ketika berbuka makan secara berlebihan sehingga malas untuk menjalankan ibadah tarawih dan tadarus bahkan hanya tidur karena kenyang. Rasulullah mengatakan “alhikmah fil buthun” (kebaikan itu ada dalam perut) jadi segala sesuatu tergantung isi perut termasuk sumber penyakit pun dari urusan isi perut. 

Puasa khos al-khos (puasa istimewa) merupakan implementasi dari puasa umum dan khusus serta memelihara hati dan pikiran dari perbuatan yang bisa merusak dari nilai puasa itu sendiri. 

Derajat puasa ini telah menempatkan puasa tidak sekadar mengikuti ketentuan fikih, tetapi telah menyertakan ihsan dalam segala tindakannya, yaitu selalu melihat Allah swt dalam segala geraknya atau merasa kehadiran-nya dalam segala tindakannya, serta akan senantiasa merasa dimonitor oleh Allah dalam setiap perbuatannya.

Apresiasi Allah bagi yang berpuasa

Nabi Muhammad memberikan gambaran bagaimana Allah swt memberikan penghargaan bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa, dalam sebuah hadits Qudsi disebutkan “Segala perbuatan anak adam adalah bagi dirinya kecuali puasa, sesungguhnya shaum (puasa) adalah untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya”.

Kalau kita kaji tentang hadits Qudsi tersebut, memberikan penjelasan bahwa Allah swt sangat mengistimewakan bagi orang-orang yang melaksanakan shaum (puasa) ramadan, sehingga disebutkan bahwa puasa itu untuk-Ku.

Sementara amal-amal ibadah yang lain seolah hanya bagi orang yang melaksanakannya bukan untuk Allah, padahal kita melaksanakan sholat, zakat, puasa, bersedekah dan sebagainya karena Allah akan tetapi Allah sendiri mengatakan amal-amal yang lainya seolah hanya untuk diri orang yang itu saja kecuali puasa untuk Allah. 

Bahkan kalau kita cermati lebih dalam lagi seolah olah terjadi paradoks antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya. Kenapa demikian?

Islam adalah agama yang paling luhur  ya’lu ‘ala yu’la alaihi  yaitu agama yang sempurna dan tidak ada yang menandingi kesempurnaannya, jadi sangat mustahil dalam ajaran agama Islam terjadi paradoks antara ayat alqur’an dengan ayat lainya atau hadits sahih dengan yang lainya, hanya tinggal bagaimana kita mendudukkan permasalahan ini diman hadits qudsi tersebut sebenarnya tidak terjadi paradoks.  

Rasulullah saw menyebutkan dalam sebuah haditsnya “Barang siapa berpuasa mendapatkan dua  kebahagiaan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kebahagian ketika berjumpa dengan Tuhannya" (Hadits Muttafaq 'Alaih). 

Melihat hadits tersebut memberikan jawaban ternyata ada dua kebahagian bagi orang yang melaksanakan puasa ramadan. Pertama, kebahagian ketika berbuka, bagaimana tidak bahagianya orang yang berpuasa mulai dari terbit matahari sampai terbenam matahari menahan rasa lapar dahaga serta perbuatan-perbuatan yang dapat menghancurkan ibadah shaum kemudian adzan magrib berkumandang sebagai tanda diwajibkannya berbuka atas rasa lapar dan dahaga, Insya Allah kebahagian akan didapatkannya. Kedua bagi orang yang berpuasa akan mendapat kebahagian ketika berjumpa dengan rob (tuhan)nya.

Bisa dibayangkan bahagianya manusia, ketika manusia yang lemah dan hina harus berhadapan secara langsung dengan Sang Pencipta segala alam jelas tak terbayangkan. Rupanya inilah yang menjadi jawaban kenapa Allah mengatakan puasa itu untuk-Ku. Allah Dzat Yang Maha Suci, Maha Mulia karena dengan amal puasa hambanya rela berhadapan langsung kelak diyaumul akhir secara langsung dengan hambanya.

Artinya hanya tidak cukup seorang manusia bertemu dengan tuhannya hanya dengan melaksanakan amal ibadah solat, zakat, haji dan lain sebagainya terkecuali dengan amal ibadah shaum (puasa) yang benar dan sungguh-sungguh yang akan mempertemukan kita dengan Sang Khaliq. Wallahu ‘alam bishowab.

Dari penjelasan diatas tentang apa yang disampaikan merupakan suatu keharusan untuk bisa dilaksanakan dalam  mencapai kesempurnaan ibadah puasa sesuai dengan tuntunan al-Qu’an dan As-sunnah. Amin ya Allah yaa Mujiba Saailin. (*)

***

*) Oleh : H. Dadan Sudrajat, S,Ag., Pemimpin Majelis Ta’lim Al-Inayyah dan Pengurus MUI Kota Tasikmalaya

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banjarmasin just now

Welcome to TIMES Banjarmasin

TIMES Banjarmasin is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.