TIMES BANJARMASIN, JAKARTA – Mahasiswa Indonesia yang berada di Tunisia ikut berperan dalam aksi solidaritas untuk Palestina lewat misi Global Sumud Flotilla yang digelar di Tunis, Tunisia, pada 1–4 Agustus 2025. 

Mereka mendampingi dua lembaga kemanusiaan asal Indonesia, INH (International Networking for Humanitarian) dan AWG (Aqsa Working Group), dalam serangkaian kegiatan untuk mendukung rakyat Gaza.

Aksi ini melibatkan 44 negara dari berbagai belahan dunia. Tujuannya, menggalang bantuan kemanusiaan dan menyuarakan dukungan terhadap Palestina yang terus hidup dalam tekanan dan blokade.

Mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Tunisia aktif dalam diskusi, edukasi publik, dan forum internasional yang membahas krisis di Gaza. Seluruh kegiatan dipusatkan di Gedung General Union of Tunisian Workers, markas penting bagi gerakan solidaritas di Tunisia.

Salah satu agenda utama adalah rencana pengiriman 72 kapal dari berbagai negara untuk membawa bantuan langsung ke Gaza lewat jalur laut. Aksi ini terinspirasi dari misi kemanusiaan Mavi Marmara pada 2010, yang diserang saat mencoba menembus blokade Israel.

Setiap negara yang tergabung diminta berkontribusi. Ada yang mengirim kapal, logistik, atau delegasi kemanusiaan. Pesan utamanya jelas: solidaritas bukan hanya slogan, tapi aksi nyata.

Dua mahasiswa Indonesia, Liga Al Haqi Nusantara Putra dan M. Hidayatullah Humainie, yang ikut dalam aksi ini, menyuarakan keprihatinan atas kondisi Gaza.

 “Kita harus hentikan imperialisme dan kolonialisme di Gaza. Ini bukan sekadar solidaritas, tapi keberanian untuk menjadi bagian dari perubahan. Aksi kecil bisa berdampak besar,” ujar Liga Al Haqi.

Sementara itu, mahasiswi Universitas Zaitunah, Arifatun Nasichah, yang juga tergabung dalam PPI Tunisia, menegaskan pentingnya dukungan dunia untuk Palestina.

 “Palestina berhak merdeka. Kegiatan ini harus jadi momen penyatuan hati. Kita semua harus mendukung mereka,” ucap Arifatun.

Keterlibatan mahasiswa Indonesia ini menunjukkan bahwa pelajar tak hanya hadir di ruang kelas, tapi juga terlibat aktif dalam isu-isu global. Mereka ikut membawa suara kemanusiaan dan membangun kesadaran lintas bangsa.

Global Sumud Flotilla menjadi simbol solidaritas lintas negara. Misi ini menegaskan bahwa kepedulian dunia terhadap Palestina bisa melampaui batas wilayah, bahasa, dan agama. Di tengah konflik berkepanjangan, solidaritas tetap tumbuh. (*)