TIMES BANJARMASIN, JAKARTA – Setelah lebih dari tiga tahun penyelidikan, kelompok ahli bentukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya merilis laporan akhir terkait asal-usul pandemi COVID-19.
Namun hasilnya tetap belum memuaskan: para ilmuwan belum dapat memastikan bagaimana virus corona penyebab pandemi ini pertama kali muncul.
Dalam konferensi pers pada Jumat (28/6), Ketua Tim Ahli WHO, Marietjie Venter, menyampaikan bahwa sebagian besar data ilmiah yang ada masih mendukung hipotesis penularan dari hewan ke manusia, kemungkinan besar dari kelelawar melalui hewan perantara lainnya.
Kesimpulan ini sejalan dengan laporan tim WHO pertama pada 2021, yang juga menyatakan bahwa kemungkinan virus berasal dari kebocoran laboratorium sangat kecil. Meski demikian, Venter menambahkan bahwa tim saat ini tetap tidak bisa menyimpulkan secara pasti, karena kurangnya data penting dari pihak otoritas Tiongkok.
“Kami tidak bisa mengevaluasi secara menyeluruh apakah COVID-19 merupakan hasil kebocoran laboratorium atau bukan,” kata Venter. “Hipotesis itu dianggap terlalu spekulatif, lebih berdasarkan opini politik ketimbang bukti ilmiah.”
Ia juga menyebutkan bahwa dari 27 anggota tim, satu orang mengundurkan diri dan tiga lainnya meminta namanya dihapus dari laporan akhir.
Tidak Ada Bukti Manipulasi Genetik
Venter menegaskan bahwa sejauh ini tidak ada bukti virus COVID-19 dimanipulasi secara genetik di laboratorium, maupun indikasi bahwa virus itu telah menyebar sebelum Desember 2019 di luar wilayah Tiongkok.
“Selama data ilmiah tambahan belum tersedia, asal-usul SARS-CoV-2—nama ilmiah virus COVID-19—akan tetap menjadi tanda tanya besar,” ujarnya.
Pentingnya Mengungkap Asal Usul
Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa mengungkap bagaimana pandemi ini bermula adalah sebuah “keharusan moral”. Ia mengingatkan bahwa virus ini telah menewaskan setidaknya 20 juta orang, merugikan perekonomian global lebih dari 10 triliun dolar AS, dan mengubah kehidupan miliaran orang di seluruh dunia.
Sebelumnya, Associated Press (AP) melaporkan bahwa pada awal 2020, pemerintah Tiongkok sempat menghentikan upaya pelacakan asal-usul virus baik di dalam negeri maupun secara internasional. WHO pun disebut sempat kehilangan momen penting untuk menyelidiki asal mula penyebaran virus.
Perdebatan Masih Berlanjut
Presiden AS Donald Trump sejak awal meyakini bahwa virus berasal dari kecelakaan laboratorium di Tiongkok. Namun, analisis intelijen AS menyatakan bahwa bukti yang ada tidak cukup untuk mendukung teori tersebut.
Sementara itu, pemerintah Tiongkok berkali-kali membantah tuduhan tersebut dan menyarankan agar penyelidikan juga dilakukan di negara lain.
Pada September lalu, para peneliti mengidentifikasi sejumlah hewan yang diduga berpotensi sebagai penyebar awal virus ke manusia, antara lain anjing rakun, musang luwak, dan tikus bambu. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: WHO Belum Bisa Simpulkan Asal Usul COVID-19, Dugaan dari Hewan Tetap Kuat
Pewarta | : Wahyu Nurdiyanto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |