TIMES BANJARMASIN, JAKARTA – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Selasa (5/11/2024) tadi malam memecat Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant karena krisis kepercayan.
"Selama beberapa bulan terakhir kepercayaan itu telah terkikis. Mengingat hal ini, saya memutuskan hari ini untuk mengakhiri masa jabatan menteri pertahanan," kata Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.
Ini merupakan pemecatan Yoav Gallant kali kedua setelah pada bulan Maret 2023.
Pemecatan Yoav Gallant waktu itu karena menyuarakan kekhawatirannya atas perombakan peradilan yang memicu protes dan perbedaan pendapat yang meluas di negara tersebut.
Namun kemudian, Benjamin Netanyahu mengangkatnya kembali setelah ia mundur dari pelaksanaan reformasi peradilan.
Dilansir USA Today, antara Benjamin Netanyahu mengatakan, dia tidak lagi percaya pada Yoav Gallant selama Israel masih berperang.
Benjamin Netanyahu kemudian menunjuk Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, untuk mengambil alih jabatan tersebut, sementara Gideon Saar akan menggantikan Israel Katz.
"Keamanan Negara Israel adalah dan akan selalu menjadi misi hidup saya," tulis Gallant di X setelah pengumuman pemecatan Yoav Gallant tersebut.
Perpecahan mereka berkembang selama perang, dimana pada bulan Mei lalu Yoav Gallant menuntut Benjamin Netanyahu untuk mengklarifikasi strateginya sebelum memulai kembali serangan militer ke beberapa bagian Gaza.
Gallant juga mengatakan, dia tidak akan setuju untuk mendirikan pemerintahan militer di daerah kantong yang dijajah itu.
Dalam sebuah wawancara di TV Israel pada bulan Mei, Yoav Gallant mengatakan Netanyahu harus secara terbuka berkomitmen bahwa Israel tidak akan terlibat dalam pembentukan pemerintahan di Gaza, jika berhasil melenyapkan Hamas.
Tugas itu, kata Yoav Gallant harus diserahkan kepada Palestina dan "aktor internasional".
Forum Keluarga Sandera, yang mewakili banyak keluarga dari 101 sandera Israel yang masih disandera Hamas di Gaza, menyatakan "kekhawatiran mendalam" tentang keputusan Benjamin Netanyahu yang memecat Yoav Gallant itu, karena hal itu bisa "mempengaruhi nasib" para sandera.
"Kami berharap Menteri Pertahanan yang baru, Israel Katz, akan memprioritaskan kesepakatan penyanderaan dan bekerja sama erat dengan mediator dan komunitas internasional untuk mengamankan pembebasan segera semua sandera," tulisnya dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
Yoav Gallant berbicara secara rutin dengan mitranya dari AS, Menteri Pertahanan Amerika Serikat. Lloyd Austin.
Sejak 25 Oktober 2024 lalu, keduanya telah berbicara sebanyak empat kali, menurut Pentagon.
Bulldozer
Israel Katz, 69, adalah sekutu lama Benjamin Netanyahu, dan ia dikenal karena gaya bicaranya yang kasar.
Israel Katz juga dicap oleh media Israel sebagai “buldoser” karena gaya bicaranya yang langsung dan terkadang kasar, dan dianggap dekat dan loyal terhadap Benjamin Netanyahu.
Setelah pengangkatannya, Israel Katz bersumpah untuk mengalahkan musuh-musuh Israel dan mencapai tujuan perang negara itu.
"Kami akan bekerja sama untuk memimpin lembaga pertahanan menuju kemenangan atas musuh-musuh kami dan mencapai tujuan perang: pengembalian semua sandera sebagai misi moral yang paling penting, penghancuran Hamas di Gaza, kekalahan Hizbullah di Lebanon, penahanan agresi Iran, dan pengembalian penduduk utara dan selatan dengan selamat ke rumah mereka,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sebagai anggota partai Likud yang berkuasa di Netanyahu, dimana ia sebelumnya menjadi presiden konvensi partai tersebut, Katz telah memegang beberapa peran kabinet sejak tahun 2003.
Sebagai menteri luar negeri, Israel Katz menarik perhatian internasional atas serangannya yang tajam terhadap para pemimpin dunia dan organisasi internasional yang telah menyatakan penentangan terhadap tindakan militer Israel, khususnya di Gaza.
Israel Kata lah yang juga mempelopori pertempuran diplomatik melawan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, dan bulan lalu parlemen Israel melarang badan tersebut bekerja di Israel dan menduduki Yerusalem timur.
Pada hari Senin, Israel Katz menginstruksikan kementeriannya untuk secara resmi memberi tahu PBB bahwa Israel membatalkan perjanjiannya dengan UNRWA.
Bulan lalu Katz juga memicu kemarahan ketika ia menyatakan kepala PBB Antonio Guterres sebagai “persona non grata di Israel” dan menulis dalam sebuah posting di X bahwa ia akan melarangnya memasuki negara itu.
Sebelum menjabat sebagai menteri luar negeri, peran Israel Katz yang paling menonjol adalah sebagai menteri transportasi.
Ia menghabiskan satu dekade di jabatan tersebut dari 2009-2019, tetapi juga pernah memegang portofolio energi dan keuangan di berbagai kabinet Benjamin Netanyahu.
Aviv Bushinsky, seorang komentator politik dan mantan kepala staf Benjamin Netanyahu mengatakan kepada AFP, bahwa Israel Katz kemungkinan besar akan lebih selaras dengan perdana menteri daripada pendahulunya Yoav Gallant.
"Saya tidak dapat membayangkan sebuah insiden ketika Israel Katz menentang Benjamin Netanyahu dengan apa pun,” kata Bushinsky.
"Memang benar dia tidak punya pengalaman militer, tetapi dia adalah menteri transportasi yang sangat baik dan telah duduk di kabinet selama bertahun-tahun," katanya.
Selain itu, lanjut dia, Benjamin Netanyahu merasa dia bisa menjalankan pemerintahan sendiri, dan dia berhasil menjalankan pemerintahan meskipun Benny Gantz dan Gadi Eisenkot, dua jenderal, keluar dari pemerintahan.
Lahir di kota pesisir Ashkelon, Israel Katz telah menjadi tokoh terkemuka dalam politik Israel sejak menjadi anggota parlemen, Knesset, pada tahun 1998.
Sekarang, Israel Katz memegang jabatan menteri berpangkat paling tinggi, yakni Menteri Pertahanan setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu tadi malam memecat Yoav Gallant. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Benjamin Netantahu Pecat Menteri Pertahanan Israel
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |